Abstract :
Sawi pagoda memiliki nilai komersial dan prospek yang cukup baik untuk
dikembangkan. Produksi sawi pagoda di Indonesia masih tergolong rendah,
karena teknik budidaya yang kurang baik. Pada budidaya sawi pagoda kesuburan
tanah diperlukan untuk memperoleh hasil dan produktivitas yang optimal. Upaya
untuk meningkatkan kesuburan tanah dan hasil tanaman sawi pagoda dapat
dilakukan dengan penggunaan teknologi alternatif yang ramah lingkungan yaitu
dengan memanfaatkan limbah kulit buah nanas sebagai pupuk organik cair. Kulit
buah nanas mengandung unsur hara makro dan mikro yang dapat mengurangi
penggunaan pupuk anorganik secara berlebihan. Tujuan penelitian untuk
mengetahui kombinasi pupuk organik cair kulit buah nanas dan pupuk urea yang
berpengaruh paling baik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sawi pagoda.
Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) diulang sebanyak
empat kali dengan perlakuan N0 (Pupuk Urea 133 kg/ha), N1 (POC 100 ml/L +
Pupuk Urea 333 kg/ha) N2 (POC 100 ml/L + Pupuk Urea 200 kg/ha), N3 (POC
300 ml/L + Pupuk Urea 333 kg/ha), N4 (POC 300 ml/L + Pupuk Urea 200 kg/ha),
N5 (POC 500 ml/L + Pupuk Urea 333 kg/ha), dan N6 (POC 500 ml/L + Pupuk
Urea 200 kg/ha). Data analisis menggunakan sidik ragam dengan Uji F dan
dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan dengan taraf nyata 5%. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kombinasi pupuk organik cair kulit buah nanas
500 ml/L dengan takaran pupuk urea 333 kg/ha berpengaruh paling baik terhadap
parameter jumlah daun 21, 28, dan 35 HST, diameter tanaman, panjang akar, dan
bobot brangkasan segar per tanaman, namun tidak berpengaruh terhadap jumlah
daun 14 HST dan volume akar.
Kata kunci: kulit buah nanas, pupuk organik cair, sawi pagoda