Abstract :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konsep Conscientization dan
Liberation dalam konsep pendidikan Humanis menurut Paulo Freire dan Ki Hadjar
Dewantara. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian historis dan grand
teori communicative action sebagai kerangka teoritis. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menggali pemahaman yang lebih mendalam tentang pendekatan
pendidikan humanis dalam mencapai pembebasan individu dan masyarakat.
Metode penelitian yang digunakan adalah analisis dokumen dan literatur terkait
pemikiran Paulo Freire dan Ki Hadjar Dewantara. Data yang terkumpul dianalisis
secara deskriptif untuk mengidentifikasi konsep-konsep Conscientization dan
Liberation dalam pandangan kedua pemikir tersebut. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa baik Paulo Freire maupun Ki Hadjar Dewantara menganggap bahwa
pendidikan humanis harus mampu membebaskan individu dan masyarakat dari
penindasan dan ketidakadilan. Paulo Freire menekankan pentingnya proses
Conscientization yang melibatkan kesadaran kritis individu terhadap kondisi sosial
yang menghambat kemajuan mereka. Sementara itu, Ki Hadjar Dewantara
menyoroti pentingnya pembebasan melalui pendidikan yang mencakup
pemahaman diri, kebangsaan, dan kebudayaan. Dalam pandangan kedua pemikir
ini, pendidikan humanis bukan hanya tentang transfer pengetahuan, tetapi juga
tentang pengembangan kritis, partisipasi aktif, dan pemberdayaan individu dan
masyarakat. Melalui pendekatan communicative action, mereka berupaya untuk
menciptakan ruang dialog yang inklusif, di mana pembebasan dapat tercapai
melalui komunikasi yang terbuka, jujur, dan saling menghormati. Penelitian ini
memberikan kontribusi dalam pemahaman tentang pendidikan humanis,
Conscientization, dan liberation. Implikasi penelitian ini adalah pentingnya
pendekatan pendidikan yang mengutamakan pembebasan individu dan masyarakat
dari ketidakadilan dan penindasan, serta mempromosikan partisipasi aktif dan
kesadaran kritis.
Kata Kunci: Conscientization, Liberation, Pendidikan Humanis, Paulo Freire, Ki
Hadjar Dewantara, Communicative Action