Abstract :
Tulisan ini berusaha mengangkat realita tentang upaya manusia untuk
menemukan kemurnian dalam tubuh serta seksualitas. Kemurnian tubuh dan
seksualitas adalah dua hal penting bagi pribadi manusia itu sendiri. Berdasar pada
refleksi Yohanes Paulus II, pribadi manusia diajak untuk memahami dan
menghayati makna kemurnian tubuh serta seksualitas dalam relasinya dengan
pribadi manusia lain. Sejatinya tubuh dan seksualitas tidak dapat dilepaspisahkan,
dan karena keduanya adalah jembatan yang luhur untuk memampukan manusia
berelasi dengan yang lain. Kemurnian tubuh dan seksualitas dapat menunjang
kualitas pemahaman dan penerimaan yang baik dari seorang pribadi manusia akan
kebertubuhannya serta aspek seksualitas yang dimilikinya. Bertolak belakang
dengan hal tersebut, pribadi manusia yang tidak menghayati kemurnian tubuh dan
seksualitas ini akan cenderung mengobyekan tubuh sesama untuk sekedar
memuaskan hawa nafsu seksual semata. Masing-masing pribadi, baik laki-laki
maupun perempuan bisa saja menggunakan ataupun memakai tubuh serta
seksualitas hanya untuk kepuasan hasrat seksual yang negatif. Kecenderungan ini
tentu saja berawal dari hati yang ternoda oleh karena dosa asal. Hati yang adalah
pusat kesadaran manusia menjadi sumber dosa dan hawa nafsu.
Oleh karena itu, seluruh pribadi manusia diajak untuk kembali
memulihkan hati yang ternoda tersebut. Pemulihan ini bertujuan untuk
memurnikan kembali pemahaman akan tubuh dan seksualitas yang salah. Tentu
saja dalam upaya ini tidak bisa lepas dari tuntunan Roh Allah yang dapat
membimbing pribadi manusia menemukan makna kemurnian yang sejati dalam
tubuh dan seksualitas sendiri serta tubuh dan seksualitas pribadi lain, dan dengan
demikian dapat terwujud suatu relasi yang sehat dalam cinta yang utuh dan total
antarpribadi manusia sebagai sesama subjek yang saling menghargai dan
menghormati satu sama lain.