Abstract :
Latar Belakang : Gangguan jiwa merupakan seseorang yang mengalami
gangguan pada fungsi mental yang meliputi emosi, pikiran perilaku, perasaan,
motivasi, kemauan, keinginan dan persepsi sehingga menggangu dalam proses
hidup di masyarakat (Nasir & Muhith, 2011). Faktor-faktor yang mempengaruhi
terjadinya gangguan jiwa belum diketahui secara pasti akan tetapi faktor yang
diduga sebagai penyebab gangguan jiwa yaitu faktor somatik, faktor psikososial,
dan faktor sosio-kultural (Direja, 2011). Gangguan jiwa dapat mempengaruhi
fungsi kehidupan seseorang. Aktivitas, kehidupan sosial, ritme pekerjaan, serta
hubungan dengan keluarga jadi terganggu karena gejala ansietas, depresi, dan
psikosis. Seseorang dengan gangguan jiwa apapun harus segera mendapatkan
pengobatan. Keterlambatan pengobatan akan semakin merugikan penderita,
keluarga dan masyarakat (Yosep, 2011). Berdasarkan hasil studi pendahuluan data
dari Humas Puskesmas kecamatan Tambelang terdapat 7 penderita gangguan jiwa
di desa Sukarahayu kecamatan Tambelang kabupaten Bekasi tahun 2019. Hasil
survey dan wawancara singkat yang dilakukan terhadap 20 orang warga yang
tinggal di wilayah RT/RW 002/04 desa Sukarahayu kecamatan Tambelang
kabupaten Bekasi tahun 2019 tentang pengetahuan gangguan jiwa diperoleh hasil
15 dari 20 orang warga, tidak mampu menjawab dengan tepat tentang pengertian
gangguan jiwa, penyebab gangguan jiwa serta tanda gejala dari gangguan jiwa.
Dimana dari 15 warga menjawab penderita gangguan jiwa adalah orang gila yang
harus di hindari karena mereka berbahaya bagi orang lain dan bisa mengamuk
kapan saja, Penyebab dari gangguan jiwa itu oleh guna-guna dan dari roh-orh
jahat sebaiknya di kurung di dalam rumah, serta tanda gejala dari gangguan jiwa
itu orang yang sering berteriak-triak sendiri, melamun dan berdiam diri, menangis
dan berbicara sendiri. 5 orang warga mengatakan penderita gangguan jiwa
merupakan kumpulan dari keadaan-keadaan yang tidak normal, baik yang
berhubungan dengan fisik, maupun dengan mental, penyebab gangguan jiwa itu
beban hidup yang berat maka menekan pikiran menjadi (depresi), dengan tanda
gejala rasa putus asa, murung, gelisah dan cemas.
Tujuan : Tujuan oenilitian ini diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan
dengan tingkat Pengetahuan masyarakat tentang gangguan jiwa di RT/RW
002/004 desa Sukarahayu kecamatan Tambelang kabupaten Bekasi Tahun 2019.
Metode : Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik kuantitatif
dengan rancangan penelitian Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah
masyarakat yang tinggal di RT/RW 00/04 desa Sukarahayu kecamatan Tambelang
kabupaten Bekasi yaitu sebanyak 385 warga. Sampel dalam penelitian adalah 80
responden dengan teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah nonprobability sampling dengan teknik purposive sampling yaitu teknik
penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan
yang dikehendaki peneliti, sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik
populasi yang telah dikenal sebelumnya (Nursalam, 2003). Instrument yang
digunakan dalam pengambilan data adalah kuesioner dan data sekunder. Analisa
data yang digunakan adalah analisa univariat dan bivariat berupa uji chi-square
dengan nilai signifikan ? < 0,05.
Hasil : Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semua faktor yang diteliti
terdapat hubungan secara bermakna dengan tingkat pengaetahuan masyarakat di
di RT/RW 002/004 desa Sukarahayu kecamatan Tambelang kabupaten Bekasi
Tahun 2019. Variabel yang berhubungan adalah pendidikan (P value 0,016 <
0,05), pekerjaan (P value 0,047 < 0,05), umur (P value 0,028 < 0,05), lingkungan
(P value 0,045 < 0,05), dan sosial budaya (P value 0,024 < 0,05).
Kesimpulan : Ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan pendidikan,
pekerjaan, umur, lingkungan, dan sosial budaya pada masyarakat di RT/RW 00/04
desa Sukarahayu kecamatan Tambelang kabupaten Bekasi 2019.
Saran : Diharapkan bagi masyarakat terutama khususnya warga masyarakat yang
di sekirat tempat tinggalnya terdapat penderita gangguan jiwa untuk lebih
meningkatkan pengetahuan tentang gangguan jiwa misalnya mengikuti
penyuluhan tentang gangguan jiwa, mencari informasi tentang ganguan jiwa
melalui media masa (televisi, buku, koran dan majalah) atau mendiskusikannya
dengan tenaga kesehatan setempat.