Abstract :
Tesis ini membahas tentang bagaimana wayang Pamarta digunakan
sebagai media tranformasi nilai religius bagi komunitas umat Kristiani,
dengan rumusan masalah: (1) Bagaimana sanggit dan garap pertunjukan
wayang Pamarta lakon Katresnan-Ku Tanpa Wates karya Wahyu Dunung
Raharjo; dan (2) Bagaimana resepsi penonton khususnya umat Kristiani
dalam mengamati nilai-nilai yang terkandung di dalam sajian pakeliran
lakon Katresnan-Ku Tanpa Wates karya Wahyu Dunung Raharjo? Rumusan
masalah pertama dianalisis berdasarkan teori Sanggit dan Garap yang
dikemukakan oleh Sugeng Nugroho (2012), sedangkan permasalahan
kedua dianalisis dengan teori Resepsi Khalayak atau Audiens yang
dikemukakan oleh Stuart Hall (2011). Data penelitian didapatkan dari
studi pustaka, observasi, dan wawancara.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lakon Katresnan-Ku Tanpa
Wates sajian Wahyu Dunung Raharjo terinspirasi dari khotbah Pendeta
Petrus Agung. Setelah melalui proses berpikir yang panjang, kemudian
diwujudkan menjadi suatu karya seni pertunjukan wayang Pamarta.
Proses tersebut dilakukan dengan menginterpretasi berbagai Kitab Suci
Agama Kristen serta digarap berdasarkan sanggit dan garap lakon pakeliran
padat. Mayoritas penonton menyatakan menerima pertunjukan wayang
Pamarta sebagai bentuk lain media stimulan untuk menghayati nilai-nilai
Kristiani. Dengan adanya inovasi dalam hal struktur adegan, garap catur
yang banyak memunculkan ginem banyol, penyajian sabet representatif
yang wijang dan mungguh, serta garap karawitan pakeliran yang bernuansa
Kristiani, menjadikan pertunjukan wayang Pamarta lebih mudah dipahami
dan dapat dihayati secara penuh oleh penonton.