Abstract :
?Sinematografi False Color Pada Film Kalabêndhu? merupakan
sebuah eksplorasi teknik merekam gambar menggunakan cahaya tak
tampak mata (Invisiblelight). Film dokumenter ini merupakan hasil
rangkaian wawancara tentang Disabilitas Intelektual dari masyarakat di
Desa Karangpatihan, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Cahaya tak
tampak mata yang digunakan adalah infrared khususnya Near Infrared.
Gambar yang dihasilkan oleh kamera berbeda dengan mata manusia
melihat dunia di sekelilingnya. Adanya perbedaan tersebut kemudian
melahirkan istilah False Color.
Untuk menghasilkan gambar False Color digunakan cara (1) Film
Seluloid (2) Filter Kamera, (3) Modifikasi Kamera (4) Pseudo (Fake) Infrared.
Cara dengan menggunakan Filter Kamera dan Modifikasi Kamera, untuk
perekaman gambar menggunakan cahaya infrared. Sedangkan Pseudo
Infrared menggunakan cahaya Visiblelight. Namun dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi (software) gambar tersebut dapat di rubah
menyerupai (tidak sama) gambar yang dihasilkan dengan menggunakan
cahaya infrared.
Film Kalabêndhu merupakan film dokumenter yang menggali akar
permasalahan dari lahirnya penyandang disabilitas inteletual di Desa
Karangpatihan. Metode proses kreatifnya menggunakan four stages dari
Graham Wallas. Sinematografi False Color dimanfaatkan sebagai idiom
perpanjangan mata penonton, untuk memhami keberadaan penyandang
disabilitas intelektual menjadi liyan diantara keluarga dan masyarkat Desa
Karangpatihan.