Abstract :
Tugas akhir ini bertujuan untuk mendeskripsikan gagasan dan menciptakan karya
dengan sumber ide Ornamen Masjid Mantingan dan Motif Jepara yang diwujudkan
dalam bentuk tenun batik. Ruang lingkup yang ada pada motif tersebut
menimbulkan gagasan untuk dikembangkan lebih lanjut dalam penciptaan motif
batik. Metode penciptaan karya ini menganut tiga tahap enam langkah yang
dirumuskan oleh S.P Gustami meliputi ekplorasi, perancangan, dan perwujudan.
Proses dalam pembuatan karya dimulai dari mengamati bentuk Ornamen Masjid
Mantingan dan Motif Jepara baik secara langsung maupun media cetak yang
kemudian diwujudkan kedalam desain alternatif untuk dipilih menjadi motif pada
kain tenun. Proses perwujudan karya ini mengacu pada teori estetika Monroe
Berdsley, yang menjelaskan tentang 3 aspek ciri keindahan sebuah karya seni yaitu
aspek kesatuan, aspek kerumitan, dan aspek kesungguhan. Eksperimen bahan
(Tenun Lurik dan Tenun Ikat) yang digunakan untuk proses pembuatan tenun batik
diawali dari membuat motif, desain alternatif, desain terpilih, persiapan alat dan
bahan, mengeblat, nglowongi, isen-isen, nemboki, pewarnaan, dan proses finishing
batik. Teknik yang digunakan dalam proses pembuatan karya ini teknik batik tulis,
bleaching, dan teknik colet. Bahan dan alat pokok yang digunakan adalah malam,
canting, kain tenun, pewarna remasol. Adapun hasil karya yang dihasilkan
berjumlah 5 yaitu 4 kain tenun batik dengan bahan lurik, dan 1 kain tenun batik
dengan bahan tenun ikat. Masing-masing karya diberi judul sesuai dengan wujud,
bobot, dan penampilannya antara lain karya berjudul : Teratai Hijau, Toraja Bintik
Berundak, Merak Merah, Ceplok Teratai, dan Lereng Garuda.