Abstract :
Resilient city merupakan konsep yang memiliki hubungan dengan pembangunan berkelanjutan, yang juga dibangun di atas tiga dimensi mitigasi, adaptasi, dan respons. Konsep tersebut sangat berkaitan dengan bahaya yang akan
dihadapi oleh sebuah kota. Bahaya tersebut dapat mengancam kehidupan manusia, dan mengakibatkan kerusakan dan kerugian. Salah satu bentuk bahaya adalah
bencana, dimana di Indonesia merupakan salah satu negara dengan frekuensi bencana paling tinggi di dunia. Berdasarkan BNPB (2018) salah satu Kota dengan
risiko cukup tinggi terhadap bencana adalah Kota Balikpapan, dengan jenis bencana
yaitu banjir, tanah longsor, abrasi, puting beliung, dan kebakaran hutan. Kota
Balikpapan merupakan daerah strategis untuk pembangunan di Provinsi
Kalimantan Timur, sehingga diperlukan sebuah konsep perencanaan kota yang
dapat memiliki ketahanan terhadap bencana. Adanya upaya untuk menurunkan
risiko terhadap bencana, dengan menggunakan konsep resilient city. Metode dalam
penelitian ini menggunakan metode analisis AHP (Analytical Hierarchy Process) digunakan untuk menganalaisis jenis bencana prioritas yang akan mempengaruhi ketahanan Kota Balikpapan. Hasil yang diperoleh adalah bencana banjir yang
menjadi prioritas yang mempengaruhi ketahanan Kota Balikpapan. Metode kedua adalah dengan analisis delphi yang digunakan untuk menganalisis kriteria
ketahanan Kota yang di butuhkan agar Kota Balikpapan dapat menjadi tangguh
terhadap bencana banjir tersebut. Hasil yang didapat adalah aspek kesehatan, aspek
infrastruktur, aspek strategi, dan aspek sosial budaya masyarakat. Dan analisis
lainnya adalah analisis triangulasi yang digunakan untuk menganalisis strategi
ataupun perencanaan berdasarkan kriteria yang didapatkan. Hasil analisis yang
diperoleh berisi strategi resilient city berdasarkan konsep mitigasi, adaptasi, dan
respons terhadap aspek kesehatan, aspek infrastruktur, aspek strategi, dan aspek
sosial budaya masyarakat yang terjabar menjadi 20 strategi.