Abstract :
Kampung Wisata Tenun ditetapkan menjadi Kampung Wisata sejak tahun 2012.Akan tetapi, keberadaan kegiatan pariwisata di Kampung Wisata Tenun belum
berpengaruh pada kesejahteraan masyarakat lokal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan strategi pengembangan Kampung Wisata Tenun berbasis Community Based Tourism. Sasaran dan metode penelitian dalam penelitian ini antara lain, sasaran pertama yaitu mengidentifikasi karakteristik
Kampung Wisata Tenun berbasis Community Based Tourism menggunakan analisis deksriptif, dilanjutkan dengan sasaran kedua yaitu menganalisis tingkat
partisipasi masyarakat dalam pengembangan Kampung Wisata Tenun menggunakan analisis konten dan sasaran ketiga yaitu menentukan strategi pengembangan Kampung Wisata Tenun berbasis Community Based Tourismmenggunakan analisis SWOT. Hasil dari penelitian ini adalah sasaran pertama
berupa karakteristik Kampung Wisata Tenun segala aspek telah menunjukkan karakteristik Community Based Tourism, pada sasaran kedua berupa tingkat partisipasi masyarakat dalam pengembangan Kampung Wisata Tenun tergolong
pada tingkat rendah dan sasaran ketiga berupa strategi pengembangan Kampung Wisata Tenun berbasis Community Based Tourism. Strategi pengembangan yang dihasilkan antara lain (1) aspek sumber daya lokal; meningkatkan perekonomian
masyarakat dengan mempekerjakan tenaga kerja non-produktif sebagai penenun melalui pelatihan dari kelompok usaha bersama dan meningkatkan pendapatan
melalui usaha warung jajan kecil seiring dengan meningkatnya wisatawan, (2) aspek fasilitas pendukung; mengoptimalkan potensi Masjid Shiratal Mustaqiem
menjadi atraksi wisata di Kampung Wisata Tenun diintegrasikan dengan moda transportasi yang tersedia, (3) aspek pariwisata berkelanjutan; meningkatkan
inovasi dari Sarung Samarinda dan kerajinan manik-manik seperti kolaborasi dengan desainer nasionalserta hasil produksinya ditampilkan di showroom
desainer dan toko souvenir, mengoptimalkan pelestarian budaya menenun dengan menggunakan Gedokan dan pelestarian lingkungan dengan penggunaan instalasi
pengolahan air limbah agar terhindar dari kerusakan lingkungan dan (4) aspek institusional; mengoptimalkan peran dan keikutsertaan masyarakat