Abstract :
Sindrom metabolik adalah sekumpulan kelainan metabolik yang ditandai dengan
peningkatan kadar glukosa darah, hipertensi, dislipidemia dan obesitas sentral. Kondisi
tersebut dapat menyebabkan akumulasi lipid pada hepar. Tanaman yang dapat menurunkan
glukosa dan lipid darah adalah daun sambiloto (Andrographis paniculata). Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol daun sambiloto (EEDS) terhadap
perubahan volume hepar pada tikus. Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorium
dengan rancangan acak lengkap. Tikus Wistar jantan dibagi menjadi 5 kelompok (n=6) dan
tikus pada kelompok 1-4 akan diinduksi pakan tinggi lemak dan fruktosa (PTL-F) menjadi
sindrom metabolik kecuali kelompok normal. Semua kelompok akan diinduksi PTL-F
selama 64 hari dan pada hari ke-50 akan diberi perlakuan: kelompok EEDS 1 (dosis 100
mg/kgBB/hari), EEDS 2 (200 mg/kgBB/hari), kontrol positif (metformin dosis 0,5
mg/kgBB), kontrol negatif (tikus yang hanya diinduksi PTL-F), dan kontrol normal (tikus
tanpa induksi PTL-F). Saat hari ke-64, tikus dikorbankan untuk pengambilan hepar. Data
yang diukur adalah volume hepar tikus sindrom metabolik menggunakan metode design?based stereology. Analisis data dilakukan menggunakan ANOVA satu arah dilanjutkan
dengan uji post-HocTukey LSD (?=0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian
EEDS baik dosis 100 mg/kgBB/hari dan 200 mg/kgBB/hari tidak menunjukkan perbedaan
yang signifikan dengan kelompok kontrol negatif (p>0,05). Simpulan dari penelitian ini
adalah ekstrak etanol daun sambiloto tidak berpengaruh terhadap perubahan volume hepar
tikus Wistar model sindrom metabolik.