Abstract :
Beberapa aktivitas manusia dapat terkena dampak dari radikal bebas, terlebih
aktivitas di luar ruangan. Radikal bebas dapat disebabkan oleh paparan sinar
matahari, asap kendaraan bermotor, asap pabrik, dan bahan kimia. Salah satu
senyawa metabolit sekunder yang dapat berpotensi sebagai penghambat reaksi.
Rradikal bebas adalah kurkumin. Kurkumin terdapat di beberapa jenis rimpang,
salah satunya yaitu temu giring (Curcuma Heyneanae). Dalam Materia Medika
Indonesia Edisi V disebutkan bahwa temu giring mengandung zat berkhasiat
kurkumin. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kadar antioksidan pada ekstrak
rimpang temu giring yang dikeringkan dengan menggunakan dua metode
pengeringan, yaitu dengan menggunakan oven suhu 45°C dan sinar matahari
langsung dengan penutup kain hitam. Penentuan aktivitas antioksidan dilakukan
dengan metode DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) dan dihitung % inhibisi dari
kedua metode pengeringan. Persen inhibisi ekstrak rimpang temu giring dari
simplisia yang dikeringkan dengan metode pengeringan menggunakan oven suhu
45ºC adalah 24,13 %, sedangkan metode pengeringan dengan menggunakan sinar
matahari langsung dengan penutup kain hitam yaitu 41,6 %. Dengan demikian,
ekstrak rimpang temu giring dari simplisia yang dikeringkan dengan menggunakan
sinar matahari dapat menghambat radikal bebas.
Kata Kunci : Antioksidan, Kurkumin, Pengering