Institusion
INSTITUT FILSAFAT DAN TEKNOLOGI KREATIF LEDALERO
Author
KOTEN, Yohanes Valentinus Ratusao
Subject
BR Christianity
Datestamp
2021-11-03 00:56:51
Abstract :
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengumpulkan data tentang peran
keluarga Kristen bagi pembentukan kepribadian anak yang ditinggalkan orangtua
perantau di paroki St. Antonius Padua Leworahang dan (2) melihat apakah peran
keluarga Kristen bagi pembentukan kepribadian anak yang ditinggalkan orangtua
perantau di paroki St. Antonius Padua Leworahang sejalan dengan peran keluarga
Kristen bagi pendidikan anak sebagaimana yang diserukan oleh Yohanes Paulus II
dalam Anjuran Apostolik Familiaris Consortio.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
kuantitatif dan penelitian kualitatif. Peneliti menjadikan peran keluarga Kristen
tempat anak yang ditinggakan orangtua perantau berada sebagai objek kajian
dalam penelitian ini. Sumber data utama dari penelitian ini adalah keluarga
Kristen tempat anak yang ditinggalkan orangtua perantau berada. Teknik
pengumpulan data kuantitatif dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada
keluarga Kristen tempat anak yang ditinggalkan orangtua perantau berada.
Keluarga-keluarga Kristen yang menjadi sampel dalam penelitian ini dipilih
secara acak dari empat stasi yang ada di paroki St. Antonius Padua Leworahang.
Data kualitatif diperoleh peneliti melalui wawancara dengan beberapa tokoh yang
dianggap mempunyai pengaruh langsung terhadap kehidupan keluarga Kristen di
paroki ini dan beberapa anak yang ditinggalkan orangtua perantau.
Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan beberapa hal berikut ini. Pertama,
para responden sungguh menyadari tugas dan tanggung jawab mereka dalam
memberikan pendidikan nilai kepada anak yang ditinggalkan orangtua perantau
dan berusaha menjalankan semuanya itu dengan penuh tanggung jawab sesuai
dengan kemampuan mereka. Kedua, para responden mengalami kesulitan dalam
memberikan pendidikan nilai tersebut. Ketiga, para responden terus mendorong
dan mengingatkan anak-anak tentang nilai-nilai hakiki kehidupan manusiawi
tetapi belum mampu memberikan contoh dan teladan yang baik selama proses
pendidikan nilai itu berlangsung. Keempat, ada banyak responden yang akhirnya
“lepas tangan†terhadap anak karena sudah kehabisan cara untuk mendidik anak
yang ditinggalkan orangtua perantau. Kelima, anak yang ditinggalkan orangtua
perantau umumnya kurang bahkan tidak mendapatkan perhatian dan cinta kasih
dari orangtua.
Gereja, melalui Anjuran Apostolik Familiaris Consortio menekankan
tentang penting dan tak tergantikannya peran orangtua dalam pendidikan anakanak
mereka. Panggilan orangtua untuk menyalurkan kehidupan baru telah
menjadikan orangtua sebagai pendidik yang pertama dan utama bagi anak-anak.
Unsur yang paling mendasar sekaligus menjadi ciri khas dari peranan orangtua
dalam pendidikan anak-anak adalah cinta kasih mereka sebagai orangtua. Oleh
karena itu, tugas dan tanggung jawab orangtua dalam pendidikan anak-anak
bersifat hakiki, asali dan utama, serta tak tergantikan dan tak dapat diambil alih
apalagi diserahkan kepada orang lain atau direbut oleh mereka. Karena orangtua
adalah pendidik yang pertama bagi anak-anak maka keluarga merupakan
lingkungan pendidikan yang pertama bagi anak-anak. Di dalam keluarga itu,
orangtua harus mengajarkan kepada anak-anak nilai hakiki kehidupan manusiawi,
nilai-nilai kristiani, dan nilai serta norma umum di dalam masyarakat. Selain
memberikan nasihat dan dorongan, orangtua juga harus hadir untuk memberikan
contoh dan teladan yang baik bagi anak-anak tentang pelbagai keutamaan di
dalam hidup. Seluruh proses pendidikan itu harus membantu anak menuju
kedewasaan dalam pelbagai aspek kehidupan, harus membentuk dan menghantar
anak-anak kepada kepenuhan martabatnya sebagai pribadi, serta mengarahkan
anak-anak kepada kesanggupan mereka untuk bersosialisasi dan turut ambil
bagian dalam kehidupan bersama di tengah masyarakat.
Berhadapan dengan situasi perantauan di atas, orangtua yang saat ini ada
bersama dengan anak yang ditinggalkan orangtua perantau harus tetap
memberikan pendidikan nilai kepada anak-anak tersebut berdasarkan panggilan
mereka sebagai orangtua Kristen. Cinta kasih harus tetap menjadi prinsip dasar
yang menjiwai orangtua dalam memberikan pendidikan nilai kepada anak
tersebut. Cinta kasih yang merupakan panggilan yang sangat mendasar bagi setiap
manusia dan sudah tertera dalam kodratnya harus menjadi alasan bagi anak-anak
untuk juga mengalami cinta kasih itu dari orangtua yang saat ini ada bersama
dengan mereka. Selain itu, prinsip-prinsip yang digunakan orangtua Kristen dalam
memberikan pendidikan nilai kepada anak-anak pun harus diterapkan juga dalam
memberikan pendidikan nilai kepada anak yang ditinggalkan orangtua perantau.
Ini merupakan tugas yang tidak mudah. Oleh karena itu, diharapkan agar orangtua
dengan penuh kepercayaan dan keberanian tetap menjalankan tugas dan tanggug
jawab mereka dalam pendidikan anak-anak, termasuk anak yang ditinggalkan
orangtua perantau.
Gereja diharapkan untuk tetap memberikan pendampinga