Abstract :
Perawat merupakan tenaga kesehatan utama di rumah sakit dan
memiliki peranan penting dalam pelayanan kesehatan kepada pasien. Pasien
yang datang di Intensive Psychiatric Care Unit (IPCU) umumnya
menunjukkan berbagai gejala masalah perilaku, seperti perilaku kekerasan,
kecenderungan mencederai orang lain, agitasi, dan percobaan bunuh diri.
Kondisi pasien yang demikian menuntut perawat untuk melakukan observasi
ketat selama 24 jam, serta selalu menghadirkan dirinya dalam konteks
terapeutik melalui interaksi komunikasi dengan pasien. Rutinitas keadaan
pasien yang dihadapi dan stress beban kerja tersebut dapat menjadikan
stressor tersendiri bagi perawat dimana kondisi tersebut yang
berkepanjangan dapat mempengaruhi komunikasi terapeutik perawat yang
mengakibatkan perawat cenderung emosi sehingga mudah terpancing
dengan kondisi pasien, marah, membentak dan tidak terapeutik.
Komunikasi terapeutik dapat dipengaruhi oleh faktor internal maupun
eksternal. Faktor internal menjadi sangat penting karena penilaian individu
terhadap faktor eksternal yang dialami sangat tergantung pada faktor
internalnya. Beberapa penelitian menunjukkan hasil yang tidak konsisten
mengenai korelasi antara faktor internal dengan pelaksanaan komunikasi
terapeutik. Hasil-hasil penelitian yang kontradiktif tersebut menarik untuk
dikaji kembali. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis faktor
internal yang berhubungan dengan pelaksanaan komunikasi terapeutik
perawat di IPCU RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang.
Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan
pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua
perawat IPCU (Ruang Camar, Perkutut dan Mawar) RSJ Dr. Radjiman
Wediodiningrat Lawang yang berjumlah 43 orang. Jumlah sampel penelitian
kali ini adalah 40 orang. Untuk mengetahui gambaran masing-masing
variabel digunakan analisis univariat, untuk mengetahui hubungan antar
variabel digunakan uji spearman dan untuk mengetahui faktor yang paling
dominan dengan pelaksanaan komunikasi terapeutik digunakan uji
multivariate regresi linier.
Hasil uji bivariat mengidentifikasi hubungan antara variabel
independen dengan pelaksanaan komunikasi terapeutik menunjukkan p
value sebagai berikut: tingkat pengetahuan perawat (p=0,004), persepsi
perawat (p=0,123), kecerdasan emosi perawat (p=0,015), usia perawat
(p=0,227), pendidikan perawat (p=0,351), dimana hubungan dikatakan
bermakna apabila p<0,05. Selanjutnya dari analisis multivariat dengan regresi
linier diperoleh hasil bahwa tingkat pengetahuan merupakan faktor yang
paling dominan dengan nilai p (0,004) dengan nilai r = 0,300 yang artinya
variable ini memiliki keeratan hubungan yang sedang.
Kesimpulan dari penelitian ini yaitu terdapat hubungan yang
bermakna antara pengetahuan dan kecerdasan emosi perawat dengan
8
pelaksanaan komunikasi terapeutik pada perawat di IPCU RSJ Dr. Radjiman
Wediodiningrat Lawang. Hal ini dimungkinkan karena RSJ Dr. Radjiman
Wediodiningrat Lawang telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan perawat sehingga meminimalisasi kejadian
kurang baiknya komunikasi antara pasien dengan perawat yang terapeutik.
Diharapkan RSJ Radjiman Wediodiningrat Lawang dapat mempertahankan
atau bahkan meningkatkan upaya-upaya tersebut sehingga dapat lebih
meningkatkan pelaksanaan komunikasi yang terapeutik antara perawat,
tenaga medis lain dan pasien.