Abstract :
City branding dapat dikatakan sebagai strategi dari suatu kota atau wilayah untuk
membuat positioning yang kuat di dalam benak target pasar mereka, seperti
layaknya positioning sebuah produk atau jasa, sehingga kota dapat dikenal secara
luas baik regional ataupun global. Tujuan city branding yaitu sebagai media
promosi sehingga kota tersebut dikenal luas (high awareness) dan mendapat
persepsi yang baik; sehingga menjadi tempat bagi investasi, tujuan wisata, tujuan
tempat tinggal, dan penyelenggaraan kegiatan/events. Kota Batu merupakan salah
satu kota di Jawa Timur yang memiliki potensi wisata yang besar, hal ini
dikarenakan dengan adanya dukungan kondisi geografis serta berbagai wahana
wisata terdapat di kota tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis
implementasi city branding di Kota Batu ?Shining Batu? oleh Pemerintah Kota
Batu serta menganalisis faktor-faktor yang menjadi pendukung dan penghambat.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk
membuat gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta,
sifat-sifat, serta hubungan antar fenomena yang sedang diselidiki. Teori yang
digunakan yaitu City Branding Hexagon yang diciptakan oleh Simon Anholt yang
memuat enam aspek yang terdiri atas presence, place, people, pre-requisites,
pulse, dan potential. Informan yang dipilih berjumlah delapan orang yang terdiri
dari berbagai stakeholders city branding di Kota Batu. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa indikator presence, pulse dan place menjadi indikator yang
dominan dan kuat untuk menopang implementasi city branding ?Shining Batu?