Abstract :
GangguanÒpendengaranÒdapatÒmenurunkan kualitasÒhidupÒpenderitanya. SaatÒini penatalaksaan utama adalah deteksi dini pada populasi Òberesiko. Beberapa faktorÒresiko gangguan pendengaran yang dimiliki oleh penyakit ginjal kronik. Menurut WHO, gangguan pendengaranÒmempengaruhi 360 juta jiwa pada tahun 2011 atau setara 5,3% populasi dunia. Penyebab pasti dan patogenesisÒgangguan pendengaran pada penderita penurunan fungsi ginjal belum diketahui. Vilayur Òmenduga penurunan Òklirens kreatinin sebagai penyebab tuli sensorineural pada PGK. . Klirens kreatinin dapat dinilai melalui laju filtrasi glomerulus pada pasien. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian Òepidemiologis observasional analitik dengan pendekatan cross sectional untuk memahami hubungan antara klirens kreatinin dengan nilaiÒambang dengar pada penderita penyakit ginjal kronik. Dan dilakukan pengolahan data secaraÒdeskriptif, untuk melihatÒprevalensi kejadian tuli dan korelasi klirens kreatinin dengan nilai ambang dengar. Hasil dari penelitian ini menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada laju filtrasi glomerulus pada pasien dengan ambang dengar normal dan tuli. Kesimpulan yang didapatkan dari penelitian ini adalah prevalensi tuli pada penderita penyakit ginjal kronikÒadalah 47,2%. LajuÒfiltrasi glomerulus pasien tuli lebih rendah daripada telinga normal pada penyakit ginjalÒkronik, namun tidak Òbermakna (p> 0,05). Laju filtrasi glomerulus berkorelasi positif terhadap ambang dengar pada penyakit ginjalÒkronik, namun memilikiÒkorelasi yang tidak bermakna (p>0,05).