Abstract :
Menurut Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, jenis energi yang digunakan industri baja
Indonesia adalah listrik, gas alam, dan bahan bakar minyak. Industri ini diperkirakan
mengkonsumsi sekitar 38% dari total energi yang digunakan seluruh jenis industri yang ada.
Penggunaan energi-akhir ini menyerap sekitar 20%-35% dari total biaya produksi. Karena kondisi
ini, industri baja nasional mengalami kesulitan dalam bersaing di pasar internasional. Meskipun
beberapa industri baja nasional telah melakukan usaha-usaha efisiensi energi dengan menerapkan
teknologi hemat-energi, tapi usaha ini belum memberikan hasil yang signifikan. Hal ini
mengindikasikan masih adanya sejumlah hambatan yang membatasi dan menghalangi
implementasi tindakan-tindakan efisiensi energi. Kondisi ini menunjukkan keberadaan kendalakendala
dalam efisiensi penggunaan energi.
Oleh karena itu, ada kecenderungan untuk mengeksplorasi bagaimana kendala-kendala
tersebut saling berhubungan. Lebih lanjut, masih ada kebutuhan untuk mengembangkan model
konseptual kendala dalam perbaikan efisiensi energi yang menjelaskan keterkaitan antar kendala
tersebut. Sampai sekarang, belum ada kajian tentang kendala-kendala ini pad industri baja nasional
secara komprehensif. Atas dasar ini, penelitian ini melakukan investigasi awal untuk
mengidentifikasi dan menganalisis interaksi antar kendala dalam perbaikan efisiensi energi terkait
dengan penggunaan energi pada industri baja nasional.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan eksploratif. Pendekatan
deskriptif digunakan untuk mendapatkan deskripsi dengan sistematik, berdasarkan fakta dan tepat
tentang karakteristik penerapan efisiensi penggunaan energi pada industri baja nasional.
Pendekatan eksploratif diharapkan dapat diperoleh kajian baru tentang bentuk hubungan antar
variabel dengan indikator dan antar variabel penelitian itu sendiri.
Penelitian ini menggunakan enam kategori terkait dengan kendala perbaikan efisiensi energi:
kebijakan pemerintah, finansial-ekonomi, manajerial-organisasi, teknologi, tenaga kerja, dan faktor
bahan baku dan bahan bakar yang digunakan. Kendala teknologi, tenaga kerja, dan faktor bahan
baku-energi yang digunakan, tidak dapat memberikan pengaruh terhadap faktor EEI jika dikaji
secara individual atau terisolasi dengan faktor lain. Akan tetapi akan berpengaruh signifikan
terhadap program peningkatan efisiensi penggunaan energi jika dikaitkan atau dihubungkan dengan
faktor lainnya.
Hasil menunjukkan bahwa antara kebijakan pemerintah dan faktor EEI ditemukan
variabel mediasi.Perlu dicatat bahwa dihasilkannya hubungan negatif antara kebijakan dan faktor
EEI. Kebijakan pemerintah berhubungan negatif dengan program EEI, menyiratkan bahwa
peraturan pemerintah terkait dengan dengan peningkatan efisiensi energi tidak secara langsung
berpengaruh. Sedangkan kategori individual yang memiliki pengaruh paling besar terhadap
kegiatan perbaikan efisiensi energi adalah faktor manajerial-organisasi.