Abstract :
Analisa hidrologi merupakan salah satu analisa penting dalam sebuah perencanaan,
pengembangan, maupun pengendalian insfrastruktur keairan. Ketepatan analisa hidrologi
bergantung pada kualitas data hidrologi yang didapatkan dari pos-pos hujan maupun pos
duga air dengan penempatan yang sesuai dan benar-benar mampu merepresentasikan
keadaan daerah studi. Selain itu adanya pengaruh kejadian hujan terhadap debit, maka
ketepatan analisa hidrologi seharusnya didukung dengan adanya hubungan yang berkaitan
antara data pos hujan dan pos duga air.
Pada studi ini proses penyaringan data hujan dan debit dilakukan terlebih dahulu
dengan pengujian statistika ketiadaan trend, stasioner, persistensi, dan outlier. Selajutnya
dilakukan proses evaluasi penempatan pos hujan dan pos duga air berdasarkan pedoman
yang ada pada WMO (World Meteorological Organization). Proses ini dilakukan dengan
mencari luasan pengaruh pos hujan dengan poligon Thiessen. Setelah itu dilakukan
rasionalisasi dengan mencari pos-pos hujan yang memiliki korelasi paling tinggi terhadap
pos duga air. Hubungan pengaruh keduanya didapatkan dari pemodelan regresi Stepwise
dengan bantuan software IBM SPSS Statistics 21, di mana pos-pos hujan sebagai variabel
bebas dan pos duga air sebagai variabel terikat. Sebagai syarat pemodelan regresi yang
baik, pada pemodelan Stepwise juga dilakukan pengujian asumsi klasik berupa uji
normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi. Setelah didapatkan
kombinasi pos-pos hujan yang memiliki korelasi tertinggi dengan pos duga air, maka
selanjutnya dilakukan evaluasi kembali berdasarkan pedoman WMO. Hal ini bertujuan
untuk memastikan bahwa pos-pos hujan hasil analisis regresi Stepwise juga memenuhi
pedoman yang telah ditentukan WMO.
Dari hasil proses evaluasi dan rasionalisasi, didapatkan kombinasi lima pos hujan di
sub DAS Brantas Hulu yang memiliki korelasi tertinggi dengan pos duga air Gadang.
Kombinasi lima pos hujan tersebut antara lain pos hujan Tutur, Tlekung, Pendem, Lawang,
dan Tajinan. Nilai korelasi yang dihasilkan kombinasi tersebut mencapai nilai korelasi
sempurna yaitu 1,00 dan memenuhi seluruh uji asumsi klasik. Kombinasi lima pos hujan
hasil analisis Stepwise ini juga memenuhi kerapatan yang disyaratkan WMO. Hal ini
ditunjukkan dengan luasan pengaruh lima pos hujan yang kurang dari 250 km2, yaitu batas
maksimum standar WMO pada kondisi normal dan tipe daerah pegunungan, tropis,
mediteran, sedang. Begitu pula dengan luas pengaruh pos duga air yang kurang dari batas
maksimum standar WMO atau kurang dari 1000 km2.