Abstract :
Seiring dengan perkembangan teknologi dalam bidang manufaktur (pembuatan
produk), proses permesinan manual sudah mulai tergantikan oleh proses pemesinan
otomatis. Meskipun di Indonesia proses pemesinan manual lebih sering digunakan akibat
dari efek biaya. Pemesinan otomatis lebih banyak digunakan oleh industri-industri skala
besar yang menuntut kecepatan produksi dan kepresisian hasil produksi, namun ada salah
satu kendala yang harus dihadapi, yaitu getaran permesinan yang terjadi pada pahat
(machine tool) atau disebut juga chatter. Chatter pada proses permesinan disebabkan oleh
kontak langsung dari pahat dengan permukaan material atau benda kerja. Pada proses
permesinan milling, getaran yang timbul disebabkan oleh gaya pemotongan yang terjadi
secara periodik. Peningkatan fenomena chatter mengakibatkan hasil permukaan benda kerja
yang kasar dan bergelombang bahkan sampai terjadinya perubahan geometri secara
signifikan yang tidak diinginkan. Salah satu metode chatter control adalah menggunakan
medan magnet yang dihasilkan oleh magnet permanen yang dipasang didekat pahat milling.
Medan magnet dapat mereduksi amplitudo chatter sehingga dapat meningkatkan kualitas
dari permukaan produk dan menghasilkan geram yang lebih seragam.
End milling adalah pahat pada proses frais yang biasanya berputar pada sumbu yang
tegak lurus permukaan benda kerja. Pahat dapat digerakkan menyudut untuk menghasilkan
permukaan menyudut. Pada proses permesinan logam terdapat hambatan seperti getaran
yang terjadi pada pahat biasa disebut chatter. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
pengaruh dept of cut dan penggunaan magnet pemanen sebagai peredam getaran pada proses
end milling terhadap kekasaran permukaan al-6061. Parameter pemesinan yang ditentukan
pada penelitian ini adalah spindle speed 700 rpm dan feed rate 70 mm/menit. Variasi yang
digunakan adalah depth of cut 5, 10, dan 15 mm dan kekuatan medan magnet 0 Gauss dan
14,3 Gauss. Langkah pemakanannya searah sumbu Y. Pengukuran kekasaran permukaan
dilakukan dengan menggunakan surface roughness tester. Getaran diukur pada sumbu Y
dengan vibration meter.
Hasil penelitian menunjukan bahwa depth of cut berpengaruh terhadap kekasaran
permukaan, dimana semakin meningkatnya depth of cut maka kekasaran permukaan akan
meningkat. Kekasaran permukaan terendah dihasilkan pada depth of cut 5 mm yaitu tanpa
magnet 0,493 μm dan dengan magnet 0,458 μm, sedangkan kekasaran permukaan tertinggi
dihasilkan pada depth of cut 15 mm pada tanpa magnet 0,591 μm dan dengan magnet 0,557
μm. Penggunaan magnet sebagai peredam pada proses end milling dengan variasi depth of
cut dapat mengurangi chatter yang terjadi dan mengurangi kekasaran permukaan.