Abstract :
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji dan menganalisis lebih
mendalam tentang perbedaan bangunan pengetahuan masyarakat yang pro dan
kontra terhadap praktik metuakan di Desa Kediri Induk, Kecamatan Kediri,
Kabupaten Lombok Barat. Adanya praktik metuakan dalam ruang lingkup
masyarakat islam dianggap sebagai sumber konflik dan penyakit masyarakat.
Penelitian ini membahas mengenai bangunan pengetahuan masyarakat
terhadap praktik metuakan. Metuakan merupakan tradisi masyarakat suku Bali
yang sudah menyatu cukup lama di tengah kehidupan masyarakat suku Bali.
Dinamika tradisi metuakan terus mengalami perubahan dimulai dari masyarakat
Hindu yang sudah cukup umur (dewasa) sampai pada akhirnya sebagian
masyarakat Islam di Desa Kediri Induk juga menerima dan ikut melakukan
metuakan yang menyebabkan terjadinya pro dan kontra di tengah masyarakat.
Penelitian ini menggunakan teori yang dikemukakan oleh Peter L Berger
dan Thomas Luckman yakni konstruksi sosial melalui tiga konsep dialektika yaitu
eksternalisasi, obyektivasi dan internalisasi. Penelitian ini menggunakan metode
kualitatif dengan jenis pendekatan fenomenologi. Metode kualitatif digunakan
untuk mengeksplorasi, menganalisis dan mendeskripsikan perbedaan bangunan
pengetahuan masyarakat yang pro dan kontra terhadap metuakan.
Hasil dari penelitian yang dilakukan adalah peneliti menemukan beberapa
perbedaan bangunan pengetahuan masyarakat yang pro dan kontra terhadap
metuakan. Masyarakat pro berpendapat bahwa : Pertama, metuakan merupakan
tradisi yang sudah ada sejak zaman dahulu. Kedua, metuakan sebagai pembentuk
solidaritas antar peminum tuak. Ketiga, metuakan sebagai gaya hidup (lifestyle) di
beberapa kalangan. Sedangkan masyarakat yang kontra terhadap metuakan
berpendapat bahwa : Pertama, metuakan merupakan tradisi Hindu bukan tradisi
masyarakat islam. Metuakan menurut masyarakat yang kontra merupakan suatu
aktivitas yang haram dilakukan karena mengandung efek negatif yang merusak
fungsi otak seperti mabuk. Kedua, metuakan merupakan kenakalan remaja.