Abstract :
Perusahaan manufaktur saa! ini telah berkembang dengan c~pat dengan adanya
kem~uan teknologi dan proses-proses produksi yang menunjangnya, sehingga teJjadi
penyempurnaan dari waldu ke waktu. Adanya perubahan dari teknologi tradisional ke
. teknologi modern, sehingga mampu memperbaiki produk dan proses pro duks i yang
menghasilkan produk sesuai yang diinginkan.
Pada kondisi dimana persaingan global semakin kompetitif, perusahaan
memerlukan keakuratan informasi biaya produk yang dihasilkan baik proses produksi,
konsumsi sumber daya untuk menghasilkan prod k tersebul Perubahan yang teJjadi
di dalam perusahaan manufaktur kurang diikuti engan perubahan sistem akuntansinya
sehingga informasi biaya produk y, g-dihas"IRan ti akurat dan tidak relevan,
sehingga diperlukan penyesuaian eogan perkembangan yang (e "adi. Perilaku biaya
overhead pabrik pada perns manufaktur perlu dipahaml . en an baik karena
dasar pembebanan biaya overhead pa6rik yan herdaSarkan jam erja langsung,
jam mesin, atau jumlah unit yang dih srlian sudah tidak dapat d'rerapkan pada
pernsahaan manufaktur engan esin-mesin modemUD. ~anindo sebagai salah
sam perusahaan fi . e di Semarang yang m ngekspor selurnh p(::oCiu yang
dihasilkannya telah enggun. teknologi .m ufaktur mo ern, .dengao mesinmesin
yang canggih. Be asarkaJl kondisi perus~aan yang saat ini sedang ~engalami
p..ermasalahan khususn dalam penentuan mwga ·p,okok roduk. a, m a penulis
mengadakan penelitian mengeqai: "Analisis Penentu3Jl Harga okok 0 k Pada
UD" Orianindo".
Adapun permas Shan y,ang. (JiangkaI ilalam penelitian ini adalah bagaimana
perusahaan dalam me ntukan h ga pokok Ilrodu ya? dlstorsi ~ ah yang
ditimbulkan sehubungan dengan penentu h _ a gokok tersebut?, bagaimana
jika penentuan harga poko g[oduk perusahaan enggunakan activ.itj ifJased costing
system? dan apakah penentuan arga pokok pro(JuK eogan, activit] based costing
system lebih akurat daripada penentuan hargat pokok prowk yang diterapkan
oleh perusahaan?, dalam mengbasiHai'h informasi untuk pengambilan keputusan.
Lebih lanjut permasalahan ini iiibatasi pima el"lil ngan barga pokok produk pada
produk . yang dihasilkan UD. Orianindo tahun 1998, perbitungan harga pokok produk
dari bahan baku sampai menjadi produk yang siap dijual, serta tidak mengidentifikasi
aldivitas-aktivitas yang bernilai tambah dan tidak bernilai tambah.
Dari permasalahan tersebut penulis melakukan tiga tahap analisis.
Langkah pertama adalah melakukan analisis terhadap sistem penentuan harga pokok
produk yang diterapkan perusahaan. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui penyebab
timbulnya distorsi biaya sebagai akibat sistem yang diglUlakan oleh perusahaan.
Langkah analisis kedua adalah analisis kondisi perusahaan dalam penerapan
activity based costing system dalam penentuan harga pokok produknya Langkah ini
dibagi menjadi dua faktor yaitu pembebanan biaya ke aktivitas yang terdiri dari
identifikasi dan klasifikasi kegiatan, penentuan cost driver, pembentukan kelompok
biaya dan perhitungan tarip kelompok, selanjutnya pembebanan biaya ke produk.
v
Langkah analisis ketiga adalah melakukan perbandingan antara perhitungan harga
pokok produk yang diterapkan perusahaan dan perhitungan harga pokok produk
dengan pendekatan volume kegiatan serta activity based costing system.
Dari hasil analisis tersebut didapatkan . kesimpulan bahwa: sistem perhitungan
harga pokok produk yang diterapkan UD. Orianindo untuk masing-masingjenis
produk yang dihasilkannya kin-ang tepat. Hal ini disebabkan oleh perusahaan
menghitung biaya overhead pabrik dengan membebankan sebesar 55% dari total
biaya produksi langsung. Sedangkan biaya produksi langsung tidak mengalami
masalah karena dibebankan secara langsung kepada tiap produk. Pada sistem
volume kegiatan baik tarip tunggal dan tarip departemen menghasilkan hasil yang
berbeda sehingga membingungkan keputusan yang harus diambil, selain itu penggunaan
jam kerja langsung, ataujam mesin sudah tid levan lagi. Karena anggapan biaya
overhead diakibatkan olehjam keIja langsung UJ _ mesin.
Perbandingan sistem yan ip3kw perusaliaan aengan s'stem volume kegiatan
menghasilkan perhitungan untu roduk- roduk baik volume ltinggi maupun rendah
yaitu DK-2A, DK-2, COM T-IA Dengan metode volume kegiiita'h, perhitungannya
kelebihan biaya (over costJ. Sedangkan per andingan si tern dengan Activity Based
Costing juga menghasil an basil ang sarna yaitu ~ perhltungan siste perusahaan
kelebihan biaya (over tIO tJ bail<: proCluk yang iii oduksi banyak atau sea· 'it;
Sistem vol me kegiat yang diban q~ dengan -'Activity B .
System menghasilkarl perhitungan yang be eda, hal ini disebaBkan ole enggunaan
cost driver yang lebih banyak serta Se .I' dengBIJ k~unaan C:lari bi~a tersebut.
Perbandingan kedua slstern tersebu adalah pada groduk yang dipro ksi banyak
mengalami kelebihan iaya ((Wercqst) sedangkafi yang diprodul