Institusion
Universitas Sriwijaya
Author
ANTONY, ANTONY
Tanzil, Gunawan
Subject
TH1000-1725 Systems of building construction Including fireproof construction, concrete construction
Datestamp
2023-05-05 03:46:08
Abstract :
Beton merupakan bahan bangunan yang paling banyak dipakai sampai saat ini.
Dalam penggunaannya, material beton sebagai bagian dari struktur bangunan
memiliki beberapa kekurangan, diantaranya berat sendiri dari beton yang sangat besar
dibandingkan berat total yang harus dipikul beton sehingga pengurangan berat sendiri
beton adalah salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi kekurangan
tersebut.
Usaha untuk menghasilkan beton ringan terus dilakukan, salah satu diantaranya
adalah dengan memanfaatkan agregat ringan untuk menggantikan agregat yang biasa
dipakai untuk membuat beton normal. Salah satu agregat ringan yang dapat dipakai
untuk menghasilkan beton ringan adalah batu apung.
Permasalahan yang dibahas dalam Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui
perbandingan antara kuat tekan beton normal dan beton beragregat batu apung
dengan dua faktor w/c, yaitu w/c = 0,65 dan w/c = 0,5.
Pada penelitian ini penulis menggunakan sampel berbentuk kubus (15cm x 15
cm x 15 cm), dengan jumlah sampel sebanyak 48 buah, yang terdiri dari 3 sampel
untuk setiap variasi umur (7 hari, 14 hari, 21 hari, 28 hari). Setelah beton dikeluarkan
dari cetakan, dilakukan perawatan dengan direndam dalam air (water curing). Metode
perancangan campuran (mix design) yang digunakan adalah metode ACI. Pasir yang
digunakan berasal dari Tanjung Raja (OI), batu pecah berasal dari Lahat, sedangkan
batu apung yang digunakan berasal dari pantai Kalianda Lampung. Untuk semennya
digunakan semen Baturaja.
Dari hasil penelitian didapatkan hasil untuk beton beragregat batu apung dengan
faktor air semen w/c = 0,65 dengan perawatan kuat tekannya lebih rendah 51,903%
daripada beton normal dengan faktor air semen w/c = 0,65 dengan perawatan.
Sedangkan untuk beton beragregat batu apung dengan faktor air semen w/c = 0,5
dengan perawatan kuat tekannya lebih rendah 45,039% daripada beton normal
dengan faktor air semen w/c = 0,5 dengan perawatan.
Beton beragregat batu apung dapat digunakan untuk konstruksi ringan, dengan
karakteristik K175.