Abstract :
Hiperlipidemia merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan kadar
kolesterol dengan atau tanpa peningkatan kadar trigliserida dalam darah. keadaan
hiperlipidemia juga memberikan dampak buruk terhadap organ tubuh yang lain,
salah satunya adalah organ hati. Apabila terjadi kerusakan pada sel hati, tubuh
memerlukan suatu substansi penting yakni antioksidan, salah satu jenis bahan alam
yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber antioksidan adalah madu. Menganalisa
pengaruh pemberian madu fermentasi terhadap kadar AST pada darah tikus putih
(Rattus novergicus) yang diinduksi diet tinggi lemak. Parameter yang saya gunakan
yaitu Aspartat aminotransferase AST. Pembuatan madu fermentasi terbuat dari
bahan madu dan bawang putih tunggal (Allium sativa). Tikus dibagi menjadi 6
kelompok perlakuan sebagai berikut kelompok K (-), K (+), madu fermentasi 0,2
gr/kgBB pada kelompok uji 1 (P1), madu fermentasi 0.5 gr/kgBB pada kelompok
uji 2 (P2), madu fermentasi 1 gr/kgBB pada kelompok uji 3 (P3) dan kelompok
STD simvastatin. Tikus diinduksi dengan prophylthiouracil 1,25 ml/hari selama 14
hari , setelah itu diberi madu fermentasi 0,5 ml/hari selama 14 hari. Tikus dilakukan
pembedahan pada hari ke-31 dan diambil darah jantung tikus. Analisis statistik
kadar AST menggunakan uji ANOVA untuk melihat perbedaan kadar AST dari
setiap kelompok kadar AST perlakuan K+ (53.463 U/L), K- (18.886 U/L), P1
(255.237 U/L), P2 45.644 U/L), P3 (54.502 U/L), STD (89.920). Hasil rerata
menunjukkan hasil tidak signifikan 0.839 U/L. Dapat disimpulkan terdapat
perbedaan kadar AST tikus antar kelompok namun tidak terdapat pengaruh
pemberian madu fermentasi terhadap penurunan kadar AST secara signifikan.