Abstract :
Kunyit merupakan salah satu dari golongan genus Curcuma yang berpotensi
untuk dikembangkan karena memiliki banyak manfaat dari bahan aktif
kurkuminoid yang memiliki efek salah satunya yaitu antikanker. Semakin tinggi
tingkat toksisitas tanaman kunyit yang diwakili hasil LC50 yang semakin kecil,
maka semakin potensial tanaman tersebut untuk digunakan sebagai kandidat
pengobatan antikanker. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variasi
pelarut metanol, etil asetat dan n-heksan ekstrak kunyit (Curcuma longa) terhadap
nilai toksisitas dengan metode BSLT (Brine Shrimp Lethality Test). Jenis penelitian
ini eksperimental. Sampel kunyit dilakukan maserasi dengan variasi pelarut
menggunakan larva Artemia salina Leach sebagai hewan uji dan diamati dalam
waktu 24 jam setelahnya pemberian perlakuan kemudian ditentukan hasil LC50
(Lethal Concentration 50) dengan menggunakan aplikasi SPSS 21. Hasil uji
toksisitas yang didapatkan dari ekstrak kunyit pelarut metanol, etil asetat dan nheksan
secara berturut-turut yaitu 42,48 ppm, 1100,90 ppm, 137,88 ppm.
Berdasarkan nilai LC50 tersebut dapat disimpulkan ekstrak kunyit dengan pelarut
metanol dan n-heksan bersifat toksik, sedangkan pada pelarut etil asetat bersifat
tidak toksik.