Abstract :
Proses persepsi didapatkan berdasarkan pengalaman dan nilai-nilai
berbeda pada setiap individu. Setiap individu memiliki perbedaan sikap dan
persepsi saat memberikan gambaran terhadap orang yang mengalami gangguan
jiwa ataupun keluarga yang memiliki anggota keluarga dengan gangguan jiwa.
Tujuan penelitian untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap orang yang
megalami gangguan jiwa di wilayah kerja Puskesmas Kalianget.
Jenis penelitian adalah deskriptif. Variabel penelitian adalah persepsi
masyarakat terhadap orang yang mengalami gangguan jiwa (ODGJ). Populasi
penelitian yaitu tiga tetangga terdekat dari orang yang mengalami gangguan jiwa
(38 ODGJ), sampel yaitu masyarkat atau tetangga terdekat dari orang yang
mengalami gangguan jiwa, sebanyak 114 orang. Teknik sampling yang digunakan
adalah teknik sampling total populasi, dan instrumen penelitian menggunakan
kuesioner.
Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar persepsi responden terhadap
orang yang mengalami gangguan jiwa di wilayah kerja Puskesmas Kalianget
adalah memberikan persepsi negatif. Responden memberi anggapan bahwa orang
yang mengalami gangguan jiwa adalah seseorang yang menunjukkan perilaku
abnormal seperti berbicara sendiri, mengamuk atau menyerang seseorang, dan
merupakan penyakit keturunan.
Persoalan terkait persepsi negatif masyarakat terhadap orang yang
mengalami gangguan jiwa dapat diminimalisir dengan cara melakukan
pendekatan kultural dan sosial. Perawat memberikan edukasi secara kolektif dan
personal bahwa ODGJ adalah penyakit mental yang dapat disembuhkan melalui
bantuan komunikasi dan peran sosial. Masyarakat dilibatkan sebagai kader
kesehatan dan kontrol sosial yang mengawasi dan mencegah tindakan
diskriminatif masyarakat terhadap orang yang mengalami gangguan jiwa.
Kata kunci :
Persepsi, orang dengan gangguan jiwa