Abstract :
Diare merupakan masalah kesehatan yang sering terjadi pada masyarakat di
berbagai negara. Diare adalah suatu kondisi seseorang buang air besar dengan
konsistensi lembek atau cair dan frekuensinya tiga kali atau lebih dalam satu hari.
Penyebab terjadinya diare pada balita adalah infeksi yang disebabkan oleh virus,
parasit, bakteri, adanya gangguan penyerapan malabsorbsi atau makanan,
keracunan bahan kimia, alergi. Penelitian ini menggunakan metode observasional
analitik dengan desain case control. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian
balita yang menderita diare di Wilayah Kerja Puskesmas Ganding Kabupaten
Sumenep sebanyak 42 balita. Teknik pengambilan sampel adalah simple random
sampling. Dengan kelompok kasus (diare) yaitu 21 balita diare dan kelompok
kontrol (tidak diare) yaitu 21 balita tidak diare. Penelitian ini menggunakan
lembar kuesioner. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
faktor lingkungan dengan kejadian diare pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas
Ganding Kabupaten Sumenep. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada
hubungan faktor lingkungan yang meliputi sumber air (p= 0,013), tempat
pembuangan tinja (p= 0,030), pembuangan air limbah (p= 0,002), jenis lantai (p=
0,005) dengan kejadian diare pada balita. Sedangkan pembuangan sampah (p=
0,064), artinya tidak ada hubungan pembuangan sampah dengan kejadian diare
pada balita. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah faktor lingkungan (sumber
air, jenis tempat pembuangan tinja, pembuangan air limbah, dan jenis lantai
rumah) ada hubungan dengan kejadian diare pada balita di Wilayah Kerja
Puskesmas Ganding Kabupaten Sumenep. Sedangkan pembuangan sampah tidak
ada hubungan dengan kejadian diare pada balita.
Kata Kunci: Faktor Lingkungan, Diare