Institusion
Universitas Ngudi Waluyo
Author
Triyanti, Rosa
Resti Erwiyani, Agitya
Adi Pramana, Galih
Subject
RS Pharmacy and materia medica
Datestamp
2020-10-15 02:55:15
Abstract :
Latar Belakang: Daun Kelor (Moringa Oleifera L.) mengandung senyawa
flavonoid yang berpotensi sebagai antioksidan. Antioksidan merupakan suatu
substansi dengan konsentrasi kecil secara signifikan mampu menghambat atau
mencegah oksidasi pada substrat yang disebabkan oleh radikal bebas. Tujuan dari
review ini untuk mengevaluasi dan mengambarkan pengaruh perbedaan pelarut
ekstraksi terhadap aktivitas antioksidan daun kelor (Moringa Oleifera L.).
Metode: Review ini menggunakan 5 artikel dengan metode DPPH pada berbagai
variasi pelarut yaitu air, etanol, metanol, aseton, etil asetat, diklorometana, etanol
70% dan n-heksan.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun kelor memiliki senyawa
metabolit sekunder flavonoid. Pelarut yang paling cocok untuk mengekstraksi
senyawa flavonoid dari daun kelor adalah pelarut etanol. Hasil uji aktivitas
antioksidan menggunakan metode DPPH menghasilkan nilai IC50 dari tujuh jenis
pelarut dari terendah sampai tertinggi yaitu diklorometana 1035,57 ppm, heksana
715,21 ppm, etil asetat 444,15 ppm, aseton 427,49 ppm, etanol 70% 365,75 ppm,
air 57,5439 ppm, metanol 49,30 ppm, etanol 11,46 ppm.
Simpulan: Perbedaan pelarut berpengaruh terhadap aktivitas antioksidan daun
kelor. Pelarut yang paling cocok untuk mengekstraksi senyawa flavonoid dari
daun kelor adalah pelarut etanol yang bersifat polar. Pelarut etanol memiliki
aktivitas antioksidan paling tinggi dengan potensi sangat kuat dibanding pelarut
air, etanol, metanol, aseton, etil asetat, diklorometana dan n-heksana yang dapat
menangkap radikal bebas dengan nilai IC50 sebesar 11,46 ppm.
Kata kunci: Daun Kelor (Moringa Oleifera L.), Antioksidan, DPPH, IC50
Kepustakaan: 69 (2007- 2018).