Institusion
Universitas Ngudi Waluyo
Author
Indira Putriani Mariadi, Yosepha Indira
Subject
RS Pharmacy and materia medica
Datestamp
2024-11-01 01:26:00
Abstract :
Daun sirih (Piper betle L) salah satu tanaman herbal yang dapat
dimanfaatkan untuk pengobatan. Daun sirih mengandung senyawa metabolit
sekunder yang memiliki aktivitas antibakteri. Tujuan penelitian ini mengetahui
pengaruh varian pelarut terhadap aktivitas antibakteri ekstrak daun sirih terhadap
bakteri Staphylococcus aureu.
Metode : Jenis penelitian ini adalah eksperimental diawali dengan ekstraksi
metode maserasi dengan varian konsentrasi pelarut etanol 40%, etanol 70%, dan
etanol 96%, dibuat konsentrasi 5%, 10%, 15%, 20%, dan 25%. Kontrol positif
menggunakan disk kloramfenikol dan kontrol negatif DMSO. Uji aktivitas
antibakteri menggunakan metode difusi cakram. Data diuji menggunakan SPSS
dengan uji kruskal wallis.
Hasil : Rata-rata diameter zona hambat daun sirih konsentrasi 5%, 10%, 15%,
20%, dan 25% ekstrak etanol 40% secara berturut-turut 2,69 mm, 3,40 mm, 3,38
mm, 3,93 mm, dan 4,32 mm. ekstrak etanol 70% berturut-turut 4,53 mm, 5,01
mm, 5,45 mm, 6,34 mm, dan 6,8 mm. etanol 96% secara berturut-turut 3,73 mm,
4,01 mm, 5,32 mm, 5,75 mm, dan 6,29 mm. Hasil uji SPSS menunjukan terdapat
perbedaan signifikan pada aktivitas antibakteri ekstrak daun sirih (Piper betle L)
menggunakan variasi konsentrasi etenol.
Kesimpulan: Terdapat perbedaan signifikan pada aktivitas antibakteri ekstrak
daun sirih (Piper betle L) menggunakan variasi konsentrasi etanol dengan nilai
signifikan P value 0,016 (P < 0,05). Pelarut yang memiliki aktivitas antibakteri
yang paling baik pada ekstrak daun sirih yaitu etanol 70% dengan konsentrasi
10% yang memiliki rata-rata zona hambat sebesar 5,01 mm sehingga termasuk
kategori sedang.